DISPEPSIA TIDAK SELALU GASTRITIS

Selasa, 26 Mei 2009

Orang biasanya cenderung mengkaitkan setiap keluhan di lambung dengan gastritis atau sakit maag. Padahal tidak selalu setiap gangguan atau keluhan di lambung disebut Gastritis.
Bisa saja keluhan tersebut memang Gastritis (=ada luka atau inflamasi pada permukaan lambung) atau bisa saja hanya Sindrom Dispepsi / Dispepsia. Nama yang kurang populer memang dibandingkan Gastritis.
Tak kenal maka tak sayang, sebaiknya kita berkenalan dulu dengan Dispepsia ini. . . :D
Yang dimaksud dengan Dispepsia adalah sekumpulan keluhan atau gejala yang berhubungan dengan rasa tidak enak/ nyeri pada perut bagian atas, keluhan cenderung menetap atau sering kambuh. Dispepsia sendiri terbagi dua yaitu Organik dan Non-Organik (=Fungsional).
Dispepsia Organik disebut demikian karena keluhan berhubungan dengan kelainan organik, seperti pada nyeri Ulkus peptik, pada pankreatitis kronik (inflamasi pada pankreas), gangguan metabolik pada penderita kencing manis/Diabetes Mellitus, atau pada pengguna obat Anti Inflamasi non Steroid (e.g Aspirin).
Pada Dispepsia Fungsional / Non-Organik keluhan jarang disebabkan oleh kelainan organik, misalnya pada pasien yang memang lambungnya terlalu sensitif (=Hipersensitivitas Gaster atau Duodenum), Gastritis karena kuman H.pylori atau juga disebabkan faktor psikososial, misalnya stress.
Keluhan atau gejala yang sering timbul pada Dispepsia :
1. Nyeri pada bagian perut kiri atas.
2. Nyeri hilang setelah perut diisi makanan atau setelah minum Antasida.
3. Nyeri timbul saat lapar.
4. Perasaan mudah kenyang/ perut terasa cepat penuh bila makan.
5. Mual atau muntah.
6. Upper abdominal bloating atau kembung, banyak gas / sering sendawa.
7. Rasa tak nyaman bila makan.
Gejala no 1-3 disebut keluhan ulcus like dyspepsia sedang gejala no 4-7 disebut dismotilitas like dyspepsia.
Tapi sebagus apa pun namanya, pasti ga penting karena 2-2nya gak enak ! :D
Pengobatan untuk Dispepsia juga mirip dengan Gastritis.
Bisa diberikan Antasida untuk menetralisir Asam lambung (beredar dengan merk dagang Promag, Magtral, Gastrucid dst ) tapi pemakaian obat seperti ini hanya untuk waktu singkat, karena pada pemakaian terus menerus & waktu lama bisa menyebabkan diare. (=mencret, bukan buku harian :D )
Juga bisa diberikan Obat golongan Agonis reseptor H2 , contohnya Simetidin, Ranitidin, Famotidin dan teman-temannya.
Kalau punya budget lebih, obat yang lebih ‘tokcer’ seperti Omeprazol juga direkomendasikan, selain itu pemakaian obat golongan ini cukup 1 x per hari, sehingga membuat pasien lebih ‘patuh’ minum obat.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Kritik dan Saran yahh :)